Setibanya, Jaydan segera memberikan tiket masuk ke dalam venue yang disediakan oleh pihak universitas. Sudah pasti Alen mendapatkan tempat yang paling depan.
“Besar juga tempatnya, gue kira gak sebesar ini.” gumam Alen seraya melihat sekitarnya.
Ketika melihat sekitarnya, dirinya tidak sengaja bertemu dengan kedua manik dari Clara.
“Aduh, kenapa jumpa Clara, nanti dia banyak tanya lagi gimana gue bisa dapet tempat paling depan.”
Benar saja, Clara dan Aya mendatangi Alen yang sudah duduk dengan nyaman di tempatnya.
“Wah, ketemu Alen, nih. Kok bisa dapet tiket duduk paling depan?” tanya Clara ketika tiba di samping Alen.
Alen tersenyum, “Gue dapet dari kak Jaydan.”
“Tuhkan, lo pasti ada apa-apa nih sama kak Jaydan.” tuduh Clara.
“Ngga lah. Gue sama dia temenan biasa elah, ribet lo.” balas Alen.
Aya yang melihat itu hanya bisa menghela napasnya, “Dahlah, mau mulai nih, mending lo duduk Ra di sana.” ujar Aya lalu menunjuk tempat duduk yang berada di samping kanan Alen.
Acara sudah dimulai. Pembukaan dibuka oleh MC, dan dilanjutkan dengan penampilan lainnya. Semua orang menikmati pertunjukan yang ada.
Hingga penampilan Haza Hardhean akan dimulai. Terlihat seorang Haza yang sedang tersenyum di atas panggung. Sangat tampan.
“Halo semuanya, selamat malam. Terhitung udah beberapa bulan gue gak tampil gini di atas panggung, apa kabar semuanya?” ujar Haza di atas sana, matanya tidak sengaja bertubrukan dengan manik indah kekasihnya.
Terdengar balasan dari seluruh penonton yang ada termasuk Alen.
“Gila! Kak haza makin ganteng aja.” ujar Clara dengan antusias.
Aya mengangguk, “Iya, anjir, dulu waktu SMA aja gak kalah ganteng, sekarang makin ganteng aja.” ujar Aya seraya melirik Alen.
Alen menyadari lirikan Aya dan tersenyum bangga sambil membatin, 'iyalah, pacar gue.'
“Okelah, kalau gitu semoga kalian menikmati penampilan gue, ya.” ujar Haza sebagai kalimat penutupnya.
Alunan musik mulai terdengar, petikan gitar dari Haza yang indah, dan Haza yang terlihat sangat indah di atas sana.
Lagu pertama yaitu lagu dari Rich Brian yang berjudul Dat $tick. Dengan deep voice yang membuat semua orang merinding sekaligus kagum. Gerakan khasnya dalam bernyanyi juga membuat semua orang semakin asik dalam mengikuti alunan musiknya.
Alen merekam penampilan kekasihnya itu. Walaupun sudah sering mendengar Haza bernyanyi, tetap saja hal ini harus diabadikan.
“Ganteng banget. Soon to be my boyfriend ya, kak.” gumam Clara yang didengar oleh Alen.
Tiba di penampilan terakhir yaitu penampilan dari Jaydan Praman, lagu yang ia bawakan adalah lagu dari Jeremy Passion dengan judul Lemonade dan When We Were Young by Adele.
Suaranya yang tidak kalah merdu mampu membuat semua orang terhanyut dalam suasana. Puncaknya ketika lagu kedua dinyanyikan olehnya, semuanya merasa merinding.
“Itu cowok lo nyanyi, Len. Kak Jaydan ganteng ya.” ujar Clara.
“Temen bukan cowok gue.” tekan Alen.
“Santai kali.” ujar Clara.
Alen hanya mendiami saja. Jika ia membalas, bisa-bisa akan panjang urusannya.
Kini semuanya sudah selesai. Alen diminta untuk menunggu di dalam mobil Haza. Sembari menunggu kekasihnya itu, Ia menonton ulang video Haza ketika bernyanyi dan tidak berhenti tersenyum ketika melihat itu.
Hingga Haza tiba dan masuk ke dalam mobil.
“Aku ganteng, ya?”
Alen mengangguk, sejujurnya dia tidak sadar akan kehadiran Haza.
Gemas akan hal itu, Haza mengusak rambut Alen hingga berantakan. Hal itu membuat Alen terkejut.
“Sejak kapan kamu di sini kak?”
“Tadi, kamunya asik liatin yang di handphone sih makanya gak sadar ada aku.” rajuknya
Alen tertawa, “Jelek. Tapi kak, kamu keren banget tadiiii.”
Haza tertawa dan memasang wajah yang menyebalkan, “Iya dong keren.”
Alen dan Haza tertawa. Kemudian keduanya segera pergi dari sana, bisa bahaya jika ada yang melihat mereka berdua dalam satu mobil.
Di perjalana, Alen menyetel lagu yang ada di radio dan kebetulan lagu yang dimainkan adalah lagunya One Direction yang berjudul You And I.
“Kak! Lagu iniiiii.” ujar Alen dengan sangat antusias.
Haza mengangguk semangat dan tersenyum. Mereka bernyanyi bersama.
“Kak, menurut kamu nih, makna dari lagu ini apa?” tanya Alen dengan raut yang penuh dengan rasa penasaran.
“Menurut aku, ini lagu tentang perjuangan dalam mempertahankan cinta.”
Alen mengangguk setuju, “Sama kak, karena kan di setiap percintaan gak ada yang mudah, pasti ada aja masalah yang datang. Makanya kalau udah berani jatuh cinta, harus berani nerima resikonya.”
Haza tersenyum, “Pinter, makanya kita harus bisa bertahan satu sama lain, kalau ada apa-apa langsung bilang jangan lari.”
Alen tersenyum dan mengangguk. Haza Hardhean is Alen's universe and weakness.