Date & Rain 1

Malam ini Haza dan Alen akan dinner bersama. Saat ini Haza telah tiba di kediaman keluarga Alen. Sambil menunggu Alen siap, Haza berbincang dengan abang dan papanya Alen.

“Jadi kamu akan meneruskan perusahaan papa kamu?” ujar papanya Alen, Jerico

Haza mengangguk, “Iya, pa.”

Jerico mengangguk-anggukkan kepalanya, “Nanti kalau kamu udah ambil alih perusahaan, papa mau kamu nikahin anak papa.”

Haza sedikit terkejut namun sebisa mungkin ia berusaha untuk tetap biasa saja, “Iya, pa. Aku sama Alen juga udah lama kenal satu sama lain, rencana aku juga gitu, pa. Eh papa malah to the point gini, padahal aku takut belum direstuin hahaha.”

Jerico tertawa mendengar ucapan calon menantunya itu, “Papa mah setuju aja, kamu sudah bisa buat Alen bahagia semenjak kejadian yang kelam itu.”

Haza terdiam. Jika mengingat kejadian itu ia selalu merasakan apa yang Alen rasakan. Sangat sakit.

Tidak lama kemudian, Alen turun. Tersenyum melihat kedua lelaki yang ia sayangi tengah berbincang serius.

“Waduh, ngomongin apa nih? Asik banget.” ujarnya saat sudah berdiri di belakang papanya

“Kepo kamu, udah kasih makan Didi, belum?” ujar Jerico yang tentu saja membuat Alen menghela napas

“Udah, pa. Takut banget Didi gak dikasih makan.”

Jerico tertawa, “Yasudah, sana pergi.”

“Papa ngusir Alen ya?”

“Enggak, cantik. Kasian tuh Haza udah nungguin dari tadi.”

Alen tersenyum kemudian menyalin papanya, “Yaudah, Alen pergi dulu ya, pa.”

Jerico mengangguk, “Be careful, kamu jagain anak papa ya, Haza.”

Haza mengangguk, “Pasti, pa.”

Keduanya berjalan keluar menuju mobil. Bertemu dengan Faldo yang baru saja pulang dari kantornya.

“Mau kemana nih, rapi banget.” ujarnya saat melihat dua sejoli itu

“Mau saturdate, makanya punya pacar dong biar bisa diajak jalan-jalan.” ujar Alen mengejek abangnya

Faldo menatap sinis Alen, “Nanti gue punya pacar kaget lo.”

Alen tertawa, “Lucunyaaa, udah ya kak, nanti telat nih.”

“Ya, hati-hati.”

“Bang, ceoet punya pacar ya, biar gak sendirian mulu kemana-mana.” ujar Haza lalu segera membawa Alen pergi agar tidak menjadi sasaran kekesalan Faldo

Setelah dua sejoli itu pergi, Faldo tersenyum hangat, “Jagain Alen ya, dia berhak bahagia.”