Toilet
by nojeraloff
“Tungguin ya, Ra.” ucap Carissa.
Zura hanya balas dengan anggukan. Zura mengambil handphone-nya karena berniat ingin selfie di depan kaca.
Namun, dalam sekejap lampu kamar mandi redup dan kembali terang, hal ini membuat keduanya panik. Dan tepat sekali hanya ada mereka berdua yang di sini.
“Zura! Kamu lihat, kan? Lampunya redup.” ujar Carissa, dia terlihat sangat panik.
“Ayo, Sa, keluar.” sadar akan sesuatu yang aneh, Zura segera mengajak Carissa keluar dan sayangnya pintunya macet.
“Anjir!” panik Zura.
“Aku telfon yang lain biar mereka bantu kita.” ujar Carissa.
Carissa langsung menelpon Niel, menunggu beberapa menit, tidak ada jawaban.
“Niel gak angkat.” ucapnya lirih.
“Telfon grub aja.” usul Zura.
Dan yah, langsung diangkat sama Je dan Helma.
“Tolong kami, pintu toiletnya macet terus lampunya juga redup tiba-tiba.” ujar Carissa.
“Tunggu kami.” ujar Je.
Lega, keduanya sangat lega. Zura sedikit kaget dengan sosok Carissa yang ini, dia terlihat ketakutan, tidak dipungkiri kalau dirinya juga takut.
“Tenang, Sa.” ujar Zura mencoba menenangkan Carissa.
“Ini bodyguard gue gak tau atau mereka emang cuma ngawasin dari luar?” batin Zura.
“Lo beneran udah gak apa-apa, Sa?” tanya Zura.
Saat ini mereka berempat telah sampai di rumah Carissa.
“Gak apa-apa, Ra, thanks ya Je sama Helma. Kalau gak ada kalian mungkin tadi aku udah pingsan.” ujar Carissa.
Je dan Helma mengangguk. Mereka semua pamit pulang ke rumah.
Ah iya, soal Kayyi dan Niel, mereka ternyata izin pamit pulang duluan karena ada urusan mendadak, jadilah hanya mereka berempat.
“Itu Kay sama Niel beneran ada urusan? Jam 11 gini?” tanya Zura.
“Gue juga gak percaya, tapi yaudahlah.” balas Je.
“Besok aja dah bahasnya, gue ngantuk.” ucap Helma.
“Turu mulu lo anjir, nyetir nih, gantian.” omel Je.