Perihal Hari Ini

by nojeraloff


Setelah membalas pesan untuk ucapakan Carissa, Je segera membuang handphone-nya ke kursi belakang mobilnya.

Melihat hal itu membuat Zura sedikit takut, karena sangat jarang Je akan terbawa suasana seperti ini, apalagi sama Carissa.

“Udahlah, Je, lo tau sendiri Carissa gimana.” hanya itu yang bisa Zura ucapkan sembari menatap lawan bicaranya.

Je menatap Zura, “Lo terbuat dari apa sih?” tanya Je.

“Tulang rusuk.”

Je menatap Zura sebal. Bisa-bisanya di saat seperti ini dirinya masih bisa bercanda. Ya, walaupun candaannya benar.

“Udah ga sakit?”

“Udah, lo kasih gue coklat, jadinya udah reda.” balas Zura

Mendengar penuturan Zura membuatnya lega. Karena Zura pernah sakit sangat parah saat hari pertamanya datang bulan sampai absen sekolah 2 harian. Maka dari itu, Je tidak mau hal itu terulang lagi pada wanita yang sedang mengisi hatinya ini.

“Je, lo tau kan alasan gue ga jawab pernyataan cinta lo dulu?” tanya Zura ketika hal itu terlintas di benaknya.

Je mengangguk, “Tau, gue juga tau lo itu sayang sama gue.”

Kesal, itu yang Zura rasakan. Namun, benar bahwa ia sangat menyayangi Jeyvan Ayres, pria yang saat ini sedang bersamanya.


“Makasih, ya.” ujar Zura setelah mereka tiba di kediamannya.

Je mengangguk, “Masuk. Langsung istirahat.”

Zura langsung memasuki rumahnya. Setelah itu, barulah Je pergi dari sana.

Zura memasuki rumahnya dengan pelan. Terlihat Mamanya sedang duduk di ruang tamu sembari memainkan iPad-nya.

Mom, what are you doing? Helma bilang ada masalah, masalah apa?” ujar Zura.

Sang ibu yang mendengarnya pun langsung mematikan iPad tersebut dan langsung menatap sang putri.

“Kamu datang bulan? Pucat banget.” ujar Hanna, mengalihkan pembicaraan.

“Ma, jangan mengalihkan pembicaraan gini.” ucap Zura kembali.

Hanna menghela napas, “Our enemies, I mean anak mereka ada yang sekolah di tempat kamu, mama takut kejadian 5 tahun lalu terulang kembali.”

Zura kaget, namun dirinya harus terlihat tenang bukan? Agar ibunya tidak khawatir tentangnya.

“Ma, Zura bakalan baik-baik aja. Ada Je dan Helma juga kan di sekolah, I will be safe with them, so don't worry about me.

Hanna menatap wajah putrinya, “Kamu mirip dia.” ujarnya tiba-tiba.