2:00 am

by nojeraloff


Kata orang kalau kita ingin mencari teman cari yang satu frekuensi dan bisa menjadi support system bagi kita.

Seperti saat ini, kelima sahabat ini sedang melakukan zoom meeting untuk mengobrol, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua pagi.

“Lo make up an, Kay?” Tanya Zura.

Kayyi mengangguk, “Mata gue sembab, Ra.” balas Kayyi.

Jika sudah seperti ini mereka semua memilih untuk bungkam padahal selalu bertanya-tanya apa sih masalah yang sedang dialami Kayyisa?

“Lo pada tau ga sih, gue tadi kan ke bawah, terus pintu kamar mandi gue gerak sendiri, anjir.” ucap Helma berniat untuk mencairkan suasan yang sayangnya malah membuat suasana jadi menegangkan.

“Lo kebiasaan anjir cerita horor jam segini!” balas Zura.

“Mana ada horor, orang bokap gue yang di kamar mandi.” ucapnya lagi.

“Anjir lo, ma, gue kira beneran setan.” ujar Niel

“Hahaha, gue udah siap-siap mau keluar zoom padahal.” ujar Jey.

Sederhana namun cukup berarti untuk mereka berlima.

“Gue mau ngeluarin yang ada di hati gue deh.” ujar Kayyi.

“Apa tuh?” tanya Niel yang dianggukin keempatnya.

“Makin ke sini si Carissa makin ke sana ga sih?” ujar Kayyi lagi.

Keempatnya mengangguk, “Makin ga jelas anaknya, padahal awalan kita ketemu dia masih wajar lah.” balas Helma.

“Malah ghibah anjir.” ujar Niel.

“Lo masih suka sama Carissa, Yel?” tanya Jey.

“Iya, dulu kan lo ngejar-ngejar dia terus padahal udah ditolak mentah-mentah.” balas Zura.

“Biasa aja, ga ada rasa apa-apa lagi.” balas Niel.

Jawabannya mampu membuat kelima sahabatnya ini menghela napas lega. Karena jujur saja, penolakan yang dilakukan Carissa dua tahun lalu sangat tidak baik. Ya, bayangkan saja Carissa menolak Niel di ruangan podcast yang mic-nya sengaja dalam keadaan nyala agar semua warga sekolah mengetahuinya. Kejadian ini benar-benar membuat satu sekolah heboh.

“Lo gimana sama Jey?” ujar Helma tiba-tiba.

Hening sesaat, “Temenan lah, emang kita berdua gimana?” ucap Zura.

Helma dan Niel menahan tawanya karena melihat wajah Jey yang terlihat sangat masam saat ini.

“Lo belum bisa balas, ya?” tanya Kayyi.

“Belum.” balas Zura.

“Berarti bakal dibalas, kan?” kali ini yang berujar ialah Jey.

Hening kembali

“Gak juga.”