story telling with her bestie

by nojeraloff


Sehabis bertemu dengan Zayan walaupun hanya sebentar, tentu saja mampu membuat hatinya berdegup sangat kencang.

Duduk dengan gelisah, mata yang terus-menerus menatap ke arah pintu berharap temannya bisa datang agar ia bisa mengungkapkan segala hal yang ada di hati dan pikirannya saat ini.

Jujur saja, awalnya dia mengira orang yang mengirim pesan melalui DM Twitter-nya itu seorang wanita karena foto profilnya, ternya ia salah besar, dia adalah mantan crush-nya ketika masih berada di bangku SMP dulu. Dan soal casing serta wallpaper dapat disimpulkan bahwa handphone itu punya kakak perempuannya.

“Anjir, ini dua bocah lama amat dah, gue harus keluarin semua yang pengen gue keluarin.” omelnya.

Selang beberapa menit Zahra datang bersama Gea, mereka berdua segera menghampiri Adhisa yang telah memasang wajah yang bisa dibilang 'kacau'

“Kenapa anjir muka lo?” tanya Gea setelah duduk di depan Adhisa.

“Gue ketemu Zayan coy, Jezaian Frazeidan. Jantung gue berasa mau tukar tempat sama hati, astaghfirullah.” celoteh Adhisa.

Kedua temannya terlihat terkejut, jelas saja. Mereka mungkin sudah mewanti-wanti Adhisa ketika bertemu dengan Zayan, tapi tidak secepat ini.

“Kata gue sih beneran emang dipertemukan.” respon Zahra yang mendapat anggukan dari Gea.

Ketiganya terdiam, sibuk dengan pemikiran masing-masing.

“Jadi, lo bakal lakuin apa, dis?” tanya Zahra.

Adhisa terdiam sebentar, “Ya ga ngapa-ngapain.” balas Adis seadanya.

Gea gemas sekali dengan sahabatnya ini sehingga menoyor kepala Adis, “Capek dah capek gue sama lo.”

Adis tertawa saja, toh memang benar dia tidak tahu harus melakukan apa. Adis hanya mengikuti semua yang sudah ditentukan oleh yang kuasa.

Ting!