nojeraloff

Haeanor

#Haeanor 2

by nojeraloff


Kini mereka semua menunggu kedatangan Leozan Granbour yang kerap dipanggil Ojan itu.

“Dia beneran bisa keluar, Ra?” tanya Niel.

“Bisa katanya dan gue yakin dia bisa.” balas Zura optimis.

Sudah 45 menit mereka menunggu kedatangan Ojan. Semuanya masih berkumpul di sini, tidak ada satupun yang keluar ataupun sekedar bermain handphone.

“Selamat malam, Tuan. Di depan ada remaja bernama Leozan Granbour, katanya dia dipanggil oleh nona Zura.” ujar sang bodyguard kepada sang kakek.

“Beritahu dia jalan untuk datang ke sini.” ucap sang kakek.

Maka tidak butuh waktu lama lagi Ojan akan tiba di ruangan ini. Akan ada banyak pembahasan untuk malam ini.

“Permisi.” ujar Ojan yang telah tiba di sini.

“Iya, silahkan masuk.” ujar Sagreas.

“Apa yang bisa saya bantu?” ujar Ojan tanpa berbasa-basi lagi.

“Kamu bilang bahwa Renma, Kayyisa dan Carissa adalah mata-mata dari Granbour, benar?” ujar sang kakek.

Ojan mengangguk dengan tegas, “Iya, benar sekali.”

“Bisa kamu perjelas lagi soal Kayyisa dan Carissa? Untuk masalah Renma kami sudah tahu dari Niel.” ujar sang kakek lagi.

“Bisa. Saya baru mengetahui hal ini semalam. Terdapat kontrak kerjasama antara orang tua Carissa dengan orang tua saya. Kontrak tersebut dibayar dengan pemberian uang, tanah dan saham kepada orang tua Carissa. Saya punya membawa salinannya berupa fotocopy dan saya membawanya sekarang. Dan untuk Kayyisa, saya belum tahu pasti apa hubungannya dengan keluarga saya karena ketika saya sedang menggeledah ruangan penyimpanan berkas penting, penjaga yang menjaga di sana memergoki saya dan saya dikurung di kamar. Kenapa saya bisa sampai di sini? Saya mempunyai jalan pintas dari kamar menuju luar gerbang rumah saya. Sekiranya hanya itu yang bisa saya sampaikan.” ujar Ojan dengan jelas dan sopan.

“Gila.” ujar Zura pelan.

“Terima kasih. Saya mempunya rencana. Zura, Je, dan Helma, bisakah kalian mendatangi rumah Kayyisa untuk mencari tahu sesuatu?” ucap Sagreas, papanya Zura.

“Bisa. Zura bisa, pa.” ujar Zura.

“Kita bertiga juga bisa, om.” ucap Je.

“Bagus. Kita harus mengetahui latar belakang dari Kayyisa, lalu kita susun rencana selanjutnya. Kita harus mempunyai bukti yang kuat untuk membuktikan pembunuhan mereka terhadap Casvano. Memang kasus ini pernah diselidiki oleh pihak berwajib 5 tahun yang lalu. Namun, terjadi permainan kekuasaan yang membuat kasus ini ditutup begitu saja, sedangkan banyak nyawa yang hilang dikejadian penembakan saat itu. Maka dari itu, misi ini kita buat tidak hanya untuk mengadili kematian putra tersayang kita, namun juga mengadili banyaknya nyawa yang hilang atas kejadian itu.” ujar sang kakek.

“Keluarga lo keren.” ujar Ojan kepada Zura.

Zura hanya tersenyum. Dia mengakui bahwa keluarganya memang keren.

“Baiklah, pertemuan kita sampai di sini saja. Terima kasih atas waktunya.”