Talk

by nojeraloff


Sudah lima belas menit sejak kedatangan Je. Mereka bertiga kini hanya saling diam setelah terjadinya perdebatan kecil antara Ojan dan Je.

Pintu UKS terbuka dan memunculkan dua lelaki tampan berseragam putih abu-abu dengan wajah panik.

“Zura! Gimana? Lo gak apa-apa sekarang, kan? Terus itu si keluarga Granbour ga ada gangguin lo, kan?” ujar Helma panik.

“Gue gak apa-apa, Hel. Santai.” ujar Zura, sedikit tertawa karena melihat wajah panik sang sepupu.

“Syukurlah.” balas Helma.

Niel menatap lelaki lain yang tak lain ialah Ojan yang santai duduk di kasur sebelah. Yang lainnya juga ikut menatap Ojan. Sedangkan yang ditatap masih setia menutup matanya.

“Gue ganteng, kan? Makanya lo semua ngeliatin gue mulu.” ujarnya sambil menarik turunkan kedua alisnya.

“Gantengan gue.” balas Helma.

To the point aja, jujur lo di sini mau apa?” tanya Niel.

Ojan menatap Niel remeh, “Kerja lah, nih gue pakai jas dokter, gak lihat ya, lo?” balas Ojan.

“Serius, Jan.” celetuk Zura.

“Oh, lo mau gue seriusin ya, Ra?” kini tatapan Ojan beralih ke Zura.

“Apa-apaan, lo mau apa sih?” ujar Je.

“Gue udah bilang gue kerja dan gak ada maksud lain, gue juga gak kayak keluarga gue yang gak jelas musuhin keluarga lo pada.” ujar Ojan lagi.

“Bukti?” tanya Niel.

Semua tatapan mengarah ke Ojan. Sedangkan yang ditatap hanya menatap balik dengan tenang dan jangan lupakan ekspresi tengilnya itu.

“Orang yang ngikutin kalian di hari itu adalah Renma dan adik kandungnya yang bersekolah di sini. Renma bukan keluarga Granbour tetapi dia diangkat menjadi bagian dari keluarga Granbour sejak dia berumur 10 tahun.”