Syera part 2

by nojeraloff


Apa yang akan kamu lakukan jika mendapatkan kabar buruk mengenai orang yang kamu sayang? Hal pertama pasti kamu panik, bukan? Lalu pergi menanyai orang yang kamu sayang tersebut, meskipun kamu sudah berusaha meyakini diri sendiri untuk selalu berpikir positif. Itulah yang dirasakan teman-teman Syera saat ini.

Kini mereka semua telah berada di sebuah ruangan di mana terdapat kontrol CCTV, tentu saja dengan maksud untuk melihat keberadaan terakhir Syera.

“Udah dapat izin?” tanya Elvan, terlihat wajahnya yang sangat panik.

“Syukurnya udah, tapi yang jaga lagi ngambik barang yang ketinggalan.” jawab Zaira.

Sungguh, momen ini adalah momen yang sangat mendebarkan bagi mereka semua, masing-masing dari mereka berdoa di dalam hati yang mana isi daripada doanya adalah sama, yaitu mengenai pikiran positif bahwa Syera akan baik-baik saja.

“Baik, mari kita cek sekarang.” ujar si penjaga setelah kembali entah dari mana.

“Iya, pak.” ujar mereka semua bersamaan.

Si penjaga mulai mengotak-atik keyboard dan mouse lalu terbukan rekaman hari ini.

“Pak, sekitaran jam 6 sore teman saya hilang, tolong putarin di jam segitu pak dan di lantai satu ya, pak.” usul Rain.

Si penjaga segera mempercepat rekaman CCTV tersebut dan sampailah pada rekaman di jam 6 sore lantai satu.

“Pak, itu teman saya.” ujar Zaira sembari menunjuk layar.

Si penjaga dengan segera membesarkan layarnya, dengan kata lain zoom.

Terlihat Syera, Zaira dan Rain yang sedang berbicara, kemudian Zaira pergi dan tinggallah Rain dan Syera. Rain kemudian meninggalkan Syera yang sedang membeli dessert karena dirinya juga ingin membeli makanan. Kemudian sampailah pada rekaman di mana Syera menghampiri anak kecil kemudian membawanya ke tempat yang lebih sepi untuk berbicara dan terlihat para pria berpakaian hitam datang dan membuatnya pingsan.

“Bangsat, siapa sih itu orang.” geram Noah.

“Gue udah bilang ke papanya Syera, bentar lagi bakalan sampai, mending kita tunggu di lobi, dan pak, saya izin untuk memfoto orang-orang yang berpakaian hitam ini, ya, pak.” ujar Aleon Yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

“Iya, silakan.” balasnya.

Setelah itu mereka segera pergi menuju lobi untuk menemui Gavra.


Selang beberapa menit mereka telah berada di lobi, Gavra datang bersama banyak pengawal.

Gavra segera turun menghampiri teman-teman Syera yang telah menunggunya. Wajahnya tampak sangat tenang, walaupun hatinya merasakan takut yang sangat mendalam.

“Ini pa pelakunya.” ujar Aleon sembari menunjukkan foto yang telah ia ambil tadi.

“Saya kenal mereka.” ujar Gavra.

Teman-teman Syera terlihat terkejut karena suara Gavra yang sangat berat dan tangannya yang mengepal.

“Mereka adalah anak buah abang saya yang diasingkan oleh keluarga.”