Revealed

Saat ini mereka semua tengah berkumpul di ruangan pribadi Yudha, papanya Haza. Dan jangan lupakan tentang Deron yang telah pulang.

“Jadi, apa yang lo dapatkan?” Jerico membuka obrolan.

Yudha menatap Jerico, kemudian memberikan dua kertas yang tulisannya sangat persis. Satu adalah surat yang ia dapatkan dan satunya lagi surat perjanjian kerjasama.

“Sama.” ujar Faldo.

Yudha dan Deron mengangguk, “Mereka orang yang sama. Bodoh sekali menulis surat dengan tulisan tangan, hal ini sangat mudah untuk terlacak.” ujar Yudha.

Yang lain menyimak, benar ucapan Yudha, namun hal ini belum bisa membuktikan pelakunya bisa dihukum.

“Siapa? Siapa orangnya?” tanya Alen yang sedari tadi bungkam.

“Raffa Aldiano, CEO dari perusahaan ZICO Corp.” tutur Deron menjawab semua pertanyaan yang ada pada pikiran orang-orang di sana.

“Hah? Papanya Clara?” ujar Alen terkejut.

“Wah, gila, like father like daughter.” ujar Faldo.

Yudha menghembuskan napasnya. Melihat ke arah Jerico yang saat ini tengah memendam emosinya.

“Ada kemungkinan dia ada hubungannya dengan kejadian Laudya, kita harus cari bukti lain, mengingat semua jejak hilang saat pemeriksaan.” jelas Yudha.

“Raffa juga yang buat perusahaan gue sempet jatuh, tapi gue biarin aja karena gue pikir itu bukan masalah yang besar, ternyata gue salah.” ujar Jerico.

“Bang, lo bisa bantu kita kan?” tanya Haza.

Deron mengangguk mantap, “Gue bisa, gue juga bawa kawalan dari US ke sini, sekalian mau masang penyadap di setiap ruangan ini, takut-takut kalau ada orang dalam.” jelasnya.

Haza merasa bangga dengan abang tirinya itu, “Kalau gitu, kita ketemuan lain waktu aja, nanti pada curiga, apalagi gak ada yang tau tentang Alen dan Haza yang pacaran.” ujar Haza.

Yang lain mengangguk setuju, untuk saat ini seenggaknya mereka tau siapa pelakunya, mereka masih harus menyembunyikan identitas Alen sang bungsu dari keluarga Olde, dan menyembunyikan tentang status antara Haza dan Alen.


© nojeraloff