Laudya Oldenaira

Sosok yang sangat menarik perhatian banyak orang. Sosok yang begitu rupawan, cantik, dan pesonanya yang sangat luar biasa.

Yah, dia adalah Laudya Oldenaira yang merupakan istri dari Jerico Oldeniel. Mereka menikah karena hasil perjodohan.

“Sayang, kamu hari ini ikut aku ke pertemuan kolega, ya?” ujar Jerico kepada istrinya yang saat ini sedang memasangkan dasinya.

Sang istri tersenyum simpul, “Iya, aku pasti ikut.” balasnya.

Jerico tersenyum dan mencium kening istrinya itu sebelum melangkahkan kakinya menuju pintu utama.

“Pa!! Liat nih bang Faldo, jail banget ke aku!!” teriak si bungsu.

Jerico menggelengkan kepalanya, “Faldo, jangan diganggu adeknya.”

Faldo tertawa, kemudian memberhentikan aksinya dan duduk di sofa. Sedangkan si bungsu berlari ke arah papanya.

“Papa mau pergi?” tanya Alen.

“Iya, baik-baik sama abang kamu, jangan lupa rawat ikan papa.”

Alen memutar bola matanya, “Ikan mulu, oiya, nanti malam papa jadi ke acara kolega?”

“Iya, jadi, tapi sama mama, kalian jaga rumah ya.”

Alen mengangguk, “Kalau gitu hati-hati, ya, pa!”

“Duduk dek, banyak omong kamu.” celetuk Faldo.

Alen mengikuti perkataan abangny itu walaupun diselingi dengan gumaman kekesalannya.

Laudya yang melihat interaksi itu hanya tersenyum. Lucu, itu pikirnya.

“Udah, kalian sarapan abis itu langsung berangkat ke sekolah masing-masing.” ujar Laudya.

“Okayy, mamaaa.” ujar si bungsu dengan ceria.

Yah, sebelumnya, keluarga mereka adalah keluarga yang sangat harmonis dan seru.


Saat ini Jerico dan Laudya telah berada di sebuah hotel tempat dimana acara kolega diadakan.

“Sayang, aku izin ke toilet dulu ya.” izin Laudya kepada suaminya, Jerico.

Sanga suami hanya mengangguk sambil tersenyum, kemudian segera bergabung ke teman-temannya.

Laudya berjalan menuju toilet yang ada di sana.

“Kenapa kayak ada yang ngikutin aku ya?”batinnya.

Maka, Laudya berbalik badan dan boom, di depannya saat ini ada seorang lelaki yang menerobos masuk ke dalam toilet wanita, lelaki itu tak lain dan tak bukan ialah Raffa.

“Kamu?! Mau ngapain kamu di sini?!” seru Laudya.

Laudya terus berjalan mundur ketika Raffa semakin mendekat dan memojokkannya. Panik dan takut, itu yang dirasakan Laudya.

“Sudah lama, sudah lama sejak saat terakhir kita bertemu, Laudya.” bisik Raffa.

Laudya gemetar. Dia berusaha untuk terus kabur namun tidak bisa.

Saat itu, harga dirinya hilang. Harga diri seorang istri dan seorang ibu yang sudah dijaganya selama belasan tahun hilang begitu saja. Semuanya hilang direnggut Raffa Aldiano, lelaki brengsek.


© nojeraloff