Him

by nojeraloff


Kecewa, itu yang dirasakan Zura saat ini. Kenapa harus bohong? Zura takut, takut kalau-kalau kecurigaan ini benar.

“Gue ga bisa percaya lo lagi, Ren.” gumamnya.

Sudah sekian kali ia menggumam kalimat itu. Mengingat Renma adalah teman masa kecilnya bersama Je, maka dari itu ia sangat mempercayai Renma sampai segitunya dan diberi pekerjaan sebagai sekretarisnya.

“Ra?” panggilan lembut itu memasuki indera pendengarnya.

Zura melihat orang itu. Terlihat dari raut wajahnya bahwa ia khawatir.

“Fine?” tanya Je.

Zura menggeleng, ia tidak mau berbohong dengan kata 'Baik-baik saja.'

You can cry, lo punya bahu gue untuk nangis, mau ke UKS? Lo pucat.” ujar Je lagi.

Zura hanya mengangguk. Lantas dengan sigap Je membawa Zura menuju ruang UKS yang berada tidak jauh dari kantin sekolanya.


Terhitung sudah setengah jam Zura menangis di pelukan Je.

Sedangkan Je hanya mampu memberikan afeksi ketenangan dengan kata-kata yang menenangkan untuk Zura.

“Udah?” tanya Je setelah Zura melepaskan pelukannya.

Zura mengangguk, “Udah, makasih.” ucapnya dengan suara khas habis menangis.

Je tersenyum sembari merapikan rambut Zura yang berantakan.

“Belum sarapan? Gue belikan dulu, ya. Stay di sini aja, gak akan lama.” ujar Je yang dibalas anggukan kecil dari Zura.

Tidak lama setelah Je pergi, pintu UKS terbuka. Zura tidak bisa melihat siapa orang itu karena tirainya tertutup.

Orang itu melangkahkan kakinya menuju kasur di sebelahnya. Kemudian membuka tirai pembatas antara kasurnya dengan kasur Zura.

“ANJING!” ucap orang itu.

Zura pun juga terkejut akibat teriakan lelaki di depannya. Tidak lama kemudian Zura menyadari satu hal bahwa ia mengenalnya.

“Gue kira setan njir, pucat amat.” ujar lelaki itu.

Zura masih diam untuk menelisik wajah itu.

“Woi, kenapa lo? Oh, lo kenal gue? Gue kan mantan kakak kelas yang lo tabrak bolak-balik.” ujar lelaki itu.

“Terus lo ngapain di sini? Di UKS pula.” tanya Zura.

“Gue dokter di sini ya, gue mantan anak PMR terbaik, masa gak kenal?” ujarnya lagi.

“Emang gak kenal.” balas Zura.

“Yaudah kenalan, gue Leozan Granbour.”

Uhm, well.