Haeanor 1

by nojeraloff


Hari ini adalah hari pertemuan keluarga besar Haeanor lagi setelah kabar tentang Renma yang telah sampai di telinga sang kakek, Casvaroch Haeanor.

Zura, Je, Helma dan Niel telah berada di ruangan meeting menunggu kedatangan yang lainnya.

“Ini si Ojan beneran bakal dipanggil?” tanya Helma kepada Zura.

Zura mengendikkan bahunya, “Gak tau pastinya sih, lihat saja nanti.” ujar Zura.

“Kata gue sih beneran dipanggil.” celetuk Niel.

Je menoleh dengan cepat, “Apa yang buat lo yakin?”

Feeling doang sih, soalnya si Ojan keliatan gak bohong waktu itu.” balasnya.

Yang lain mengangguk, memang benar, tidak ada kebohongan yang terpancar dari mata Ojan saat mengatakan hal itu.

Mereka yang semulanya sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing itu kini melihat pintu masuk dan melihat para anggota keluarga sudah berdatangan yang menandakan sang kakek telah tiba.

Suasana kali ini cukup tegang karena satu persatu musuh telah terungkap. Dan hal itu pasti membuat anggota tertua Haeanor tidak tinggal diam, alias akan langsung bertindak.

“Selamat malam.” ujar anggota tertua tersebut.

“Selamat malam juga.” balas semuanya.

“Tanpa basa-basi lagi saya akan langsung memberikan inti dari pertemuan kali ini. Renmansyah Dinanta adalah mata-mata dari Granbour. Renma sendiri adalah sekretaris di perusahaannya Zura yaitu Hzura Beauty. Dan sudah dipastikan, Renma mengetahui siapa saja anggota keluarga kita mengingat dia, Zura, Je dan Helma yang berteman sejak kecil. Dan hal yang paling besar ialah, Renma telah ditipu oleh Granbour. Granbour mengatakan kepadanya bahwa Haeanor telah membunuh orang tuanya, padahal kita sama sekali tidak mengenal Renma sebelumnya. Dan Renma membalas dendam kepada kita dengan memberitahu kepulangan anak tercinta kita, Casvano Haeanor. Yang mana mengakibatkan hal 'itu' terjadi.” ujar sang kakek panjang lebar.

Yang lain mulai sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Semua informasi ini didapatkan dari Niel. Dan Niel mendapatkannya dari Leozan Granbour. Yang katanya Leo ini tidak sama sekali turut andil dalam pembalasan Granbour kepada Haeanor. Apakah kalian semua mau jika saya mengundang Leo untuk hadir sekarang?”

Semuanya tampak berpikir, kemudian paman Zura berdiri dan mengucapkan, “Saya setuju.” dan membuat yang lain ikut menyetujui hal itu.

“Zura, silahkan panggil dia.” ujar sang kakek.

“Baik, kakek.” balas Zura.