De Lune Party & Dia
by nojeraloff
Pesta kerajaan ini adalah pesta yang paling dinanti-nanti oleh semua orang, karena pesta ini memang selalu dirayakan disetiap penghujung tahun.
De Lune Palace adalah kediaman keluarga Rain, di istana ini sangat terkenal dengan aesthetic -nya.
Begitu memasuki ruangan, ternyata telah banyak orang-orang yang datang. Syera dan keluarganya pergi menuju keluarga kerajaan lainnya yang ternyata sedang mengobrol di tempat yang memang disediakan khusus untuk mereka.
“Ma, Pa, Syera ke teman-teman, ya?” izin Syera kepada kedua orang tuanya.
“Iya, sayang.” balas Mamanya.
Syera langsung pergi menuju Rain dan Zaira yang telah berbincang.
“Halooo, lagi ngomongin apaan nih?” ujar Syera begitu tiba.
“Eh, Syera, cantik banget lo. By the way, itu mahkota lo gue baru lihat deh, baru?” tanya Zaira.
“Eh, iya haha.” balas Syera.
“Itu Aleon dan teman-teman datang.” ujar Rain yang langsung membuat Syera dan Zaira menghadap ke pintu masuk.
Tiba-tiba mahkotanya bereaksi, Aleon melihat hal itu dan langsung menarik Syera pergi.
“Lah malah pergi, pengen banget berduaan.” celetuk Elvan.
Terlihat seorang gadis yang sangat tidak menyukai hal tersebut, dan Elvan melihatnya.
“Mahkota lo ngeluarin cahaya merah lagi.” ujar Aleon begitu mereka tiba di lantai atas.
Syera mengambil mahkota itu dari kepalanya, “Berarti dia ada di sini.”
Aleon dan Syera menatap sekitar. Energi mahkotanya semakin kuat.
“Kita harus gimana?” tanya Syera.
“Ikutin kemana mahkota lo mau pergi, gue juga ikut.” final Aleon.
Kedua manusia itu segera pergi menuju bawah. Mengikuti alur dari pestanya agar tidak ada yang mencurigai mereka.
“Ale, ini mahkotanya terus ngarah ke tangga kanan.” bisik Syera.
“Ayo, ikutin aja.” ujar Aleon.
Mereka berdua pergi mengikuti kemana arah mahkota itu ingin pergi. Menaiki tangga dan melewati banyak orang yang tak sedikit itu.
Hingga mereka tiba di salah satu kamar di istana ini. Aleon dan Syera saling menatap kemudian membuka pintu itu secara perlahan dan kosong.
“Gak ada orang.” ucap Syera.
Aleon melihat sekitar dan menemuka lencana kerajaan yang sangat ia kenali. Kemudian, pintu terbuka secara perlahan.
“Sembunyi.” bisik Syera yang langsung menarik Aleon menuju bawah tempat tidur.
“Kak, lo gak harus ikut. Kenapa lo tiba-tiba datang ke sini, sih?” ujar seorang laki-laki dengan nada tidak suka.
Aleon mengerutkan dahinya, suaranya sangat tidak asing baginya.
“Kakak mau lihat acara ini, kakak udah sembuh.” balas lawan bicaranya.
“Kak! Kakak belum sembuh! Aku gak mau kakak kambuh lagi, tolong.” sentak seorang laki-laki itu yang membuat lawan bicaranya langsung menangis.
Aleon dan Syera tidak mengerti maksud dari mereka dan maksud dari mahkota yang menunjukkan ruangan ini.
“Coba buka sedikit, gue gak asing sama suaranya.” bisik Syera.
“Ternyata gak gue doang.” balas Aleon.
Aleon membuka sedikit bed cover yang menutupi pandangan mereka untuk melihat siapa orang yang berargumen itu.
“Fael?” celetuk Syera.
Iya, orang yang sedari tadi berargumen adalah Fael dan kakaknya, Rachel.
“Fael punya kakak?” tanya Syera pada Aleon.
“Punya, tapi gue juga baru lihat orangnya.” balas Aleon.
“Ayo, kak, kita pulang.” ajak Fael sembari menarik tangan kakaknya.
Mereka berdua pergi. Aleon dan Syera segera keluar dari bawah tempat tidur.
Ketika mereka keluar, mahkotanya Syera memancarkan cahaya merah dan muncul sebuah gambaran yang mampu membuat Aleon dan Syera terpaku.
Gambaran itu adalah keluarga Fael yang sedang berargumen mengenai sang kakak, Rachel.
“Pa, kakak udah lakuin hal yang salah! Kakak ngebunuh Kak Gaura di pernikahannya hanya karena kakak mencintai calon suami Kak Gaura.” ujar Fael dengan air matanya yang mengalir.
“Kakak kamu sakit, nak, biarkan ini menjadi rahasia kita, oke?” ujar sang ibu.
Hingga muncul tragedi dimana Rachel membunuh Gaura dengan wajah yang sangat senang.
“Jadi, selama ini Fael udah tau?” ujar Syera lemah.