Chaos
Sekarang Alen sudah berganti pakaian yang serba hitam. Fyi, setiap Alen akan ke kantor papanya, gadis itu selalu menyamar dan memakai serba hitam. Karena memang keberadaannya sangat disembunyikan dari siapapun.
“Udah siap?” tanya Haza, melihat ke arah Alen yang saat ini sedang memasang wajah seriusnya.
Haza terpesona. Alen yang saat ini berada disampingnya bukanlah Alen yang biasanya selalu bersamanya, Alen sangat menawan.
“Udah.” balas Alen.
Mobil khusus itu melaju dengan kecepatan yang tinggi. Ah, iya, kenapa disebut dengan mobil khusus? Mobil ini sudah dirancang khusus untuk situasi yang saat ini sedang terjadi, situasi yang chaos, dimana mobil ini sudah dipasang kaca anti peluru, kaca yang jika dipandang dari luar tidak tembus ke dalam, namun dari dalam tembus ke luar. Seperti itulah.
Akhirnya, setelah 45 menit perjalanan, mereka tiba. Alen turun dengan kaca mata hitam dan masker hitamnya. Untuk menjaga penyamaran itu, Haza turun belakangan. Setelah dilihatnya Alen sudah memasuki lift, barulah Haza turun.
“Ayo pa, jelasin semua yang aku gak tau.” tegas Alen.
Yah, saat ini mereka, Jerico, Faldo, Alen dan Haza sudah berkumpul di ruangan papanya.
“Before of that, kamu harus bisa nerima semuanya ya? Ada alasan kenapa papa gak ngasih tau kamu tentang ini, karena...” ucapan itu terhenti, Jerico menatap anak gadisnya dalam, kemudian menghela nafas,
“Karena ini mungkin akan membuat trauma kamu kembali.” sambungnya.
Alen terdiam, “It's okay, just tell me the truth.”
“Semua ini ada sangkut pautnya dengan kematian mama kamu. Papa sudah meminta bantuan dari papanya Haza, orang yang selama ini selalu menjadi penyusup adalah orang suruhan, dan papa masih mencari tau siapa orang itu.” ujar Jerico, sesekali ia menatap cemas ke Alen.
Alen menggigit bibirnya, matanya sudah berkaca-kaca. Haza membawa tangan Alen ke dalam genggamannya.
“Bang Deron juga bakal bantu, pa, dia balik ke Indo minggu depan.” tambah Haza.
“Terima kasih, ya. Kamu tolong jaga Alen.” Haza megangguk pasti.
“Untuk sementara, jangan ke kantor ya dek, kalaupun mau ke sana inget pakai mobil khusus dan ada pengawalan ketat.” ujar Faldo.
Alen mengangguk. Kemudian, menatap papanya, “Aku mau ikut cari tau siapa pelakunya.”